Laman Blog

Saturday, October 15, 2016

Pendakian Pertamaku



Sebenarnya saat aku SMP sudah penasaran dengan yang namanya mendaki gunung. Saat itu aku hanya bisa mendengar cerita salah satu kakakku yang sudah masuk bangku SMA. Dari cerita kakakku aku menyimpulkan bahwa mendaki gunung itu asyik dan heroik. Aku pun bercita-cita saat SMA nanti akan gabung di kegiatan pencinta alam juga seperti kakakku. Tapi ... apesnya saat aku SMA sekolahku tidak ada kegiatan pencinta alam. Wellleehh .. wellleehh ... berarti aku harus menunggu hingga pas udah kuliah dong kalo mau manjat gunung.


Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Akhirnya singkat cerita di tahun 1989 aku pun sudah jadi mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri di yogyakarta (fakultas peternakan UGM). Tanpa ba bi bu ...tanpa peduli sana peduli sini, setelah menjalani ospek dan penataran P4 aku langsung berniat 100% untuk gabung dengan Mapala di fakultasku (CMC : Caravan Mouteneering Club). Waktu itu aku tidak peduli meski pun teman-teman dekatku tidak ada yang gabung di CMC. Yang ada dalam pikiranku hanya 1, yaitu aku harus mewujudkan cita-citaku untuk manjat gunung. Singkat cerita akhirnya aku resmi mendaftar sebagai anggota CMC, tapi belum jadi anggota lho, Untuk menjadi anggota resmi ternyata harus menjalani semcam diklat dengan cara mendaki gunung dulu. Wuiichhh ... rasanya aku tidak sabar menunggu hari pendakian pertamaku.

Alhirnya para senior CMC memutuskan diklat anggota baru berwujud sebuah pendakian dan sesampainya di puncak nanti akan di lakukan pelantikan angota sekalian. Dan obyek pendakiannya adalah sebuah gunung yang berada di daerah DIY yaitu gunung Merapi. Wowww ... keren kan ??? aku akan mendaki gunung merapi lho ... wkwkkk. Walllaaahh ... sok banget sih aku ini, padahal ngga punya fasilitas yang layak .. hahaaa. Pokoknya modalku hanya modal nekat dan bekal yang mepet ... dah gitu aja :D. Aku waktu itu memang buta sama sekali dengan yang namanya pendakian, yang ada dalam benakku hanyalah "aku akan jalan di medan yang naik"dah gitu aja. Saat itu kakakku juga tidak memberi gambaran bagaimana itu sebuah pendakian, apa yang akan saya temui di medan pendakian nanti dan gambaran-gambaran lainnya.

Hari H pendakian pertamaku akhirnya datang juga, tapi aku lupa tanggalnya. Yang aku ingat hanyalah bulan agustus 1989. Sore itu aku berangkat ke kampus dengan jalan kaki, Tahu ngga pemirsa???  waktu itu aku hanya membawa sebuah backpack yang terbuat dari kain (bukan backpacknya para mapala yang layak pakai itu lho). Backpack punyaku hanyalah yang biasanya saya pakai untuk jalan-jalan (ngenes banget deh). Sepatu pun alakadarnya juga, aku hanya memakai sepatu basket yang terbuat dari kain kanvas (warna hijau ngejreng dan harganya murahan ...wkwkk ). Tapi untung ada salah satu senior yang bernama mbak Sinta dengan iklas meminjamkan backpacknya padaku .. huhuuu *terharu. Emang sih mbak Sinta ini memiliki beberapa backpack dan sepertinya dia sengaja membewa beberapa untuk persiapan untuk dipinjamkan bila ada yang memakai backpack yang kurang layak seperti diriku ini ... hehee .. kalau ingat jadi malu deh (tutup muka ah :D). Ternyata setelah memakai backpack layak pakai jadi lebih nyaman juga ya ... bahuku nggak sakit lagi dan jalannya jadi lebih mantap dan Pede ( whahahaaa ... ngakakkk ). Setelah para senior menilai bahwa para calon pendaki sudah memakai perlengkapan dan peralatan yang layak (kalau aku sih layak tapi standar minimal), kita pun naik kendaraan menuju bascampnya para pendaki gunung yang ada di lereng Gunung Merapi. Waktu itu kendaraan hanya sampai di daerah bawah dan kita harus jalan menuju salah satu rumah penduduk di dukuh Kinahrejo (rumahnya Pak Adi). Lumayanlah jalannya cukup terjal juga, hitung-hitung bisa untuk pemanasan yah. Keringat pun bercucuran meleleh tak terkira. Nafasku terasa ngos-ngosan ... rasanya aku ingin balik ke kost dan tidur di kasurku yang masih baru. Tapi malu dong sama yang lainnya, apa kata dunia kalau aku batal mendaki Gunung Merapi dan berita itu menyebar di seantero fakultas Peternakan UGM ... hwiiii .. amit-amit deh jangan sampai terjadi. Untung saja yah para senior baik-baik, tidak sombong dan mudah akrab dengan para calon pendaki pemula seperti aku ini. Mereka selalu memberi semngat pada para yuniornya.

Setelah beristirahat beberapa jam di rumah Pak Adi (Bascamp), kami pun akhirnya harus dengan iklas melakukan pendakian yang sebenar-benarnya (sekitar jam 10 malam). Kenapa juga yah jam segitu kita ini harus bercapek-capek ria jalan di gunung ..wkwkk. Karena malam aku rasanya tidak bisa menikmati perjalanan itu, karena tidak ada pemandangan indah yang bisa aku nikmati. Untung sepanjang jalan ada aja banyolan yang keluar dari mulut para senior, lumayanlah bisa membuat hubungan senior dan yunior jadi makin akrab. setapak-demi setapak jalan yang terjal dan memutar itu kita lalui akhirnya sampailah kita ditempat yang tinggiiiiiii bersamaan dengan datangnya sang fajar. Panorama indahnya pegunungan pun akhirnya bisa aku lihat dengan mata kepalaku sendiri ... Oh My God, akhirnya aku bisa menyaksikan sebuah pemandangan indah ini. Weittttsss .. jangan kelamaan menikmati pemandangannya yah, perjalanan ke puncaknya masih lama lho. Setelah aku menekspresikan rasa kagumku pada indahnya panorama pegunungan, aku pun melanjutkan perjalanan ke puncak. Ternyata di atas Gumung Merapi itu ada tempat yang penuh dengan babatuan dengan berbagai macam ukuran (orang menyebut tempat itu pasar bubrah). Di sebut asar bubrah karena menurut beberapa orang mereka mendengar suara ramai seperti di pasar saat berada di tempat itu.Tapi aku kok sama sekali tidak mendengar ya, apa telingaku aja yang kuarang peka ... hahaa. Saat jalan di pasar bubrah ini kita harus sangat berhati-hati dan konsentrasi penuh. Karena bila tidak hati-hati akibatnya akan fatal. Kita bisa jatuh terpeleset atau batu-batu itu akan meluncur kebwah dan bisa mengenai para pendaki lainnya yang ada di bawah. Oleh karena itu aku di ajak oleh seniorku (mas Adi Bagor) untuk jalan duluan biar tidak repot karena harus menhindari bebatuan yang meluncur dari atas. Emang sih benar sekali, saat aku jalan naik duluan, yang aku pikirkan hanyalah aku tidak boleh terpeleset dan seminimal mungkin menjatuhkan batu-batu itu. Sedangkan yang jalan lebih akhir mereka sering teriak-teriak sekedar unuk saling mengingatkan bila ada batu yang jatuh ke bawah. Untung ya aku udah jalan naik duluan ... hahaa *Tengkyu Mas Adi Bagor udah mengajakku jalan naik duluan. Setelah melewati pasar bubrah yang cukup merepotkan tapi cukup mengasyikkan itu akhirnya aku pun bisa menarik nafas legaaaa .... wussss. Alhamdulillah semua team anggota pendakian akhirnya bisa berhasil naik ke area dekat puncak ini.

Tadinya aku kira setelah pasar bubrah akan langsung bertemu dengan sang puncak idaman, eh ternyata enggak lho pemirsa. Kita harus jalan lagi dan anehnya yang disebut puncak itu ada di cekungan ... wkwkkk. Dan saat menuju puncak ini kita harus jalan turun deh ... hehee. Aku membayangkan bila Gunung Merapi ini pas aktif pasti cekungan ini menjadi kubangan lava panas yang mengerikan ... hiiiii ... ngeri bangetttt.

Untuk mengisi perut yang keroncongan kita punmenikmati bekal yang kita bawa dari kota. Rata-rata pada bawa mie istant senjata andalannya para pendaki gunung. Setelah kita masak mie instan dan menikmati air minum alakadarnya kita pun melepas lelah sambil menikmati panorama pagi di puncak Merapi. Bagi yang bawa kamera sih bisa jepret-jepret. Andai saja saat itu sudah ada HP pasti pada selfie narsis. Alhamdulillah deh waktu itu aku masih sempat kena jepretan kamera ... berarti aku masih punya kenang-kenangan. Yah walau pun wajahku ngga terlihat jelas.

Setelah semua sudah makan dan mie-mie instant itu sudah benar-benar turun ke perut, acara inti pun akhirnya dilakukan juga ... yaitu pelantikan anggota baru CMC. Upacara pelantikannya sangat sederhana tapi membuat kami para yunior sangat terkesan. Mereka para senior terasa sangat menghargai para yunior yang pada umumnya belum punya pengalaman (terutama Aku ini ... hihiii). Seiring sejalannya waktu kami pun juga makin akrab, seolah kali ini sudah kenal lama, Yah itulah yang aku suka dari para pencinta alam ... alamlah yang mendekatkan hubungan kami ini, alamlah yang menjadi saksi persahabtan yang terbentuk secara alami pada kami.

No comments:

Post a Comment